Welcome!

Rabu, 16 Februari 2011

Kapel Sistine (5)

Dekorasi

Diagram dekorasi fresko di tembok dan atap.

Lukisan-lukisan dekorasi Kapel Sistina terdiri atas lukisan-lukisan dinding dan rangkaian permadani. Semuanya adalah hasil karya dari berbagai seniman yang berbeda dan merupakan bagian dari beberapa penugasan yang berbeda dari pihak Vatikan (beberapa di antaranya bahkan bertentangan antara satu dengan lainnya).

Dinding-dinding kapel dibagi menjadi tiga tingkatan. Bagian bawahnya dihiasi dengan gantungan-gantungan dinding yang penuh hiasan yang terbuat dari perak dan emas. Bagian tengahnya memiliki dua rangkaian lukisan yang saling mendukung satu dengan lainnya, yakni lukisan-lukisan tentang KehidupanNabi Musa dan Kehidupan Yesus Kristus. Lukisan-lukisan ini ditugaskan di tahun 1480 oleh Paus Siktus IV kepada Ghirlandaio, Botticelli, Perugino danCosimo Roselli beserta semua fasilitas kerja mereka. Bagian atasnya dibagi menjadi dua zona. Pada bagian bawah jendela terdapat galeri lukisan para Sri Paus yang dikerjakan bersamaan dengan lukisan-lukisan Kehidupan tersebut di atas. Di sekitar bagian atas jendela yang berbentuk lengkungan --- area yang dikenal dengan nama lunette --- dilukiskan para nenek moyang Yesus Kristus, yang dilukis oleh Michelangelo sebagai bagian dari skema lukisannya di langit-langit kapel.

Bagian langit-langit, ditugaskan oleh Paus Julius II dan dilukis oleh Michelangelo dari tahun 1508 hingga tahun 1511, memiliki sebuah rangkaian dari sembilan lukisan yang menggambarkanPenciptaan Dunia oleh Tuhan, Hubungan Tuhan dengan Manusia, dan Jatuhnya Manusia dari Cinta Tuhan. Pada pendentive besar yang menyanggah kubah, dilukiskan dua belas pria dan wanita dari zaman Kitab Suci dan Klasik yang menubuatkan bahwa Tuhan akan mengirimkan Yesus Kristus ke dunia bagi penyelamatan umat manusia.

Pada tahun 1515, Raphael ditugaskan oleh Paus Leo X untuk merancang rangkaian sepuluh permadani untuk digantung di sekitar bagaian bawah dinding kapel, menggantung di bawah rangkaian lukisan dinding abad ke-15 yang ditugaskan oleh Paus Siktus IV.[12] Raphael melihat penugasan ini sebagai sebuah kesempatan untuk disejajarkan dengan Michelangelo, sementaraPaus Leo X melihat permadani-permadani tersebut sebagai "jawaban"-nya terhadap lukisan-lukisan di langit-langit yang ditugaskan pada masa Paus Julius II.[13] Tema yang Raphael pilih adalah berdasarkan pada kitab Kisah Para Rasul. Pengerjaannya dimulai di pertengahan tahun 1515. Oleh karena ukurannya yang besar, produksi permadani-permadani ini dilakukan di Brussels, dan membutuhkan waktu empat tahun untuk menyelesaikannya oleh tangan-tangan para tukang tenun di gudang kerja milik Pieter van Aelst.[14]

Meskipun rancangan rumit Michelangelo untuk langit-langit kapel bukanlah seperti yang dibayangkan oleh orang yang menugaskannya (Paus Julius II) ketika ia menugaskan Michelangelountuk melukiskan Keduabelas Rasul, skema lukisan tersebut menampilkan sebuah pola ikonografi yang konsisten, namun pekerjaan ini terganggu oleh penugasan lain kepada Michelangelo untuk melukis dinding di atas altar dengan tema Pengadilan Terakhir (1537-1541). Pengerjaan lukisan tema ini mengakibatkan penghapusan dua episode dari rangkaian lukisan Kehidupan, beberapa lukisan Sri Paus dan dua kelompok lukisan para nenek moyang Yesus Kristus. Dua jendela menjadi tertutup dan dua permadani Raphael menjadi mubazir.

[sunting]Lukisan dinding

Lukisan-lukisan dinding dikerjakan oleh para pelukis terkenal di abad ke-15: Pietro Perugino, Sandro Botticelli, Domenico Ghirlandaio, Cosimo Rosselli, Luca Signorelli dan orang-orang di tempat-tempat kerja mereka, termasuk Pinturicchio, Piero di Cosimo dan Bartolomeo della Gatta.[15] Tema-tema yang diambil adalah tema sejarah religius, dipilih dan dibagi ke dalam konsep sejarah dunia diAbad Pertengahan: sebelum Sepuluh Perintah Allah diberikan kepada Nabi Musa, masa antara Nabi Musa dan kelahiran Yesus Kristus, dan era Kristen setelahnya. Karya-karya ini menekankan kesinambungan antara kitab Perjanjian Lama dan kitab Perjanjian Baru, atau transisi dari hukum Nabi Musa ke dalam agama Kristen.

Cuplikan dari kehidupan Musa karyaSandro Botticelli.

Dinding-dinding kapel dilukis dalam sebuah periode yang telatif cukup singkat, sekitar sebelas bulan antara bulan Juli 1481 hingga bulan Mei 1482.[16]Setiap pelukis diharuskan untuk membuat contoh lukisan dinding terlebih dahulu. Contoh lukisan ini rencananya akan diteliti dan dievaluasi secara resmi pada bulan Januari 1482, namun sudah menjadi bukti, bahkan di tahap-tahap awal pengerjaannya, bahwa lukisan-lukisan dinding tersebut akan menjadi karya yang memuaskan. Sehingga, pada bulan Oktober 1481, para seniman diberikan tugas secara resmi untuk mengerjakan sepuluh cerita sisanya.

Jalur cerita lukisan dalam Kapel Sistina disusun berbentuk sebuah rangkaian lukisan. Tiap rangkaian diambil dari cerita-cerita kitab Perjanjian Lama(Kehidupan Nabi Musa) dan kitab Perjanjian Baru (Kehidupan Yesus Kristus). Jalur ceritanya dimulai dari dinding altar --- tempat lukisan Pengadilan Terkahir karya Michelangelo akan berada tiga puluh tahun kemudian --- berlanjut di sepanjang dinding-dinding kapel yang panjang, dan berakhir di dinding pintu masuk. Sebuah galeri lukisan-lukisan para paus dilukiskan di atas cerita-cerita ini. Selama lukisan-lukisan cerita ini belum selesai, keberadaan korden yang penuh lukisan menutupi area tersebut. Tiap-tiap gambar dari dua alur cerita mengandung referensi tipologi antara satu dengan yang lainnya. Perjanjian Lamadan Perjanjian Baru dimengerti membentuk satu hal yang utuh, dengan Nabi Musa tampil sebagai figur awal Kristus.

Kedudukan tipologi alur cerita Nabi Musa dan Yesus Kristus memiliki dimensi politis yang melebihi dari hanya penggambaran hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paus Siktus IV melancarkan rencana yang matang untuk menggambarkan, melalui cerita-cerita ini, legitimasi kekuasaan Paus yang berlangsung dari Nabi Musa, melalui Kristus, kepada Santo Petrus yang kekuasaan tertingginya dianugerahkan oleh Kristus, dan yang akhirnya jatuh pada Paus terpilih saat ini. Penggambaran di atas digunakan secara jelas untuk menggambarkan garis hak waris kekuasaan yang dianugerahkan oleh Tuhan tersebut.

Dua gambaran yang paling penting dari lukisan-lukisan dinding tersebut, "Kristus Memberikan Kunci kepada Santo Petrus" karya Perugino dan "Penghukuman Korah" karya Botticelli. Kedua lukisan ini menampilkan gambar Gerbang Kemenangan Kaisar Konstantin Agung, kaisar Kristen pertama, yang memberikan kekuasaan sementara Sri Paus atas dunia Romawi Barat. Keberadaan Gerbang Kemenangan tersebut secara halus meremehkan hadiah dari kekaisaran mengenai kekuasaan Sri Paus. Dengan lukisan ini, Paus Siktus IV tidak hanya menggambarkan posisinya dalam garis penerus gembala manusia yang dimulai di zaman Perjanjian Lama dan terus berlangsung melewati zamanPerjanjian Baru hingga hari ini. Secara bersamaan, lukisan tersebut mengemukakan kembali pandangan bahwa paus adalah penerus resmi dari Kekaisaran Romawi.

[sunting]Kristus Memberikan Kunci kepada Santo Petrus

Lukisan "Kristus Memberikan Kunci kepada Santo Petrus.

Di antara lukisan-lukisan dinding Perugino di dalam Kapel Sistina, lukisan "Kristus Memberikan Kunci kepada Santo Petrus" adalah lukisan yang paling jelas maknanya. Lukisan ini adalah sebuah referensi pada Injil Matius bab 16,[17][18] yang berisi mengenai "kunci Kerajaan Surga" yang diberikan kepada Santo Petrus.[19] Kunci-kunci ini merupakan lambang kekuasaan untuk mengampuni dan menyebarkan Sabda Tuhan, sehingga kunci-kunci ini memiliki kekuasaan untuk memberikan jalan masuk menuju surga. Gambar-gambar utamanya ditata di tengah-tengah lukisan, diapit antara dua baris padat dekat dengan permukaan gambar dan jauh di bawah kaki langit.[20]

Gambar kelompok utamanya, yakni yang menunjukkan Kristus sedang menyerahkan kunci-kunci perak dan emas kepada Santo Petrus yang sedang berlutut, dikelilingi oleh rasul-rasul lainnya, termasuk juga Yudas Iskariot (gambar orang kelima di sebelah kiri gambar Kristus), semuanya dengan lingkaran cahaya di kepala mereka, bersama dengan potret tokoh-tokoh masa itu, termasuk gambar yang disinyalir merupakan foto diri (gambar orang kelima dari ujung sebelah kanan). Lapangan terbuka yang datar dipisahkan oleh batu-batu berwarna menjadi bujursangkar besar yang menggambarkan lokasi jauh di belakang gambar utamanya, walaupun bujursangkar-bujursangkar ini tidak digunakan untuk menentukan tata ruang. Hubungan antara gambar-gambar manusia dan perkiraan bantuk Kuil Solomon yang memiliki serambi bertiang yang mendominasi lukisan tersebut juga tidak dijelaskan secara efektif. Gerbang-gerbang kemenangan di sudut-sudut lukisan terlihat hadir sebagai rujukan-rujukan para kolektor barang antik yang berlebihan yang cocok bagi orang-orang Romawi. Tersebar di tampakan jarak yang tidak terlalu jauh adalah dua gambaran sekunder dari Kehidupan Kristus, yaitu Uang Upeti di sebelah kiri dan Perajaman Kristus di sebelah kanan.

Gaya penggambaran orang-orang di lukisan ini terinspirasi dari Andrea del Verrocchio.[21] Kain korden yang penuh dengan motif yang rumit, dan gambar orang-orang, terutama beberapa rasul, termasuk di antaranya Santo Yohanes Penginjil, dengan ciri-ciri fisik yang cantik, rambut panjang terurai, sikap yang anggun, dan penuh kemurnian mengingatkan akan "Santo Thomas", salah satu patung perunggu karya Verrocchio di Orsanmichele. Pose beberapa gambar orang memiliki beberapa sikap yang secara konsisten dipergunakan berulang kali, biasanya digambarkan terbalik dari satu sisi ke sisi yang lain, menandakan penggunaan model dasar gambar yang sama. Gambar-gambar ini terlihat anggun yang cenderung untuk berdiri tegak di atas tanah. Kepala-kepala mereka terkesan sedikit kekecilan dibandingkan dengan proporsi tubuh mereka, dan ciri-ciri fisik mereka dilengkapi dengan hal-hal yang sangat mendetil.

Kuil Yerusalem yang bersegi delapan[22] dan serambi-serambinya yang mendominasi poros tengah pastilah berlatar belakang sebuah proyek yang diciptakan oleh seorang arsitek, namun Perugino membuatnya seperti "terjemahan" dari model kayu bangunan, dilukiskan dengan ketelitian yang luar biasa. Bangunan tersebut dengan gerbang-gerbangnya berfungsi sebagai sebuah latar belakang bagi gambar-gambar aktivitas di depannya. Perugino membuat sebuah kontribusi penting dalam melukis pemandangan. Suatu rasa akan dunia yang tanpa batas yang terbentang di kaki langit dapat dirasakan lebih kuat dibandingkan karya-karya lukis rekan-rekan seniman pada zamannya. Pohon-pohon yang menari ringan di hadapan langit yang penuh awan dan bukit-bukit berwarna abu-abu kebiruan di kejauhan menggambarkan sebuah gaya melukis yang menjadi acuan pelukis-pelukis di masa berikutnya, terutama Raphael.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar