Welcome!

Rabu, 16 Februari 2011

Kapel Sistina (Chapel Sistine)

Kapel Sistina (2)

Sejarah

Kapel Sistina terkenal karena menjadi lokasi pelaksanaan konklaf, atau pemilihan Sri Paus yang baru. Bangunan ini adalah kapel untuk badan yang disebut Kapel Sri Paus. Pada waktu kepemimpinanPaus Siktus IV di akhir abad ke-15, kapel Sri Paus terdiri atas 200 orang, termasuk para imam, pegawai Vatikan dan orang awam yang berkedudukan penting. Terdapat 50 acara dalam satu tahun berdasarkan kalender kepausan, dan dalam acara tersebut seluruh anggota Kapel Sri Paus harus datang.[2] Dari 50 acara ini, 35 dari antaranya adalah misa Kudus (8 misa ini diselenggarakan dibasilika, biasanya di Basilika Santo Petrus, dan dihadiri oleh orang banyak). Misa-misa ini termasuk Misa Natal dan Misa Paskah --- dua misa yang biasanya dipimpin langsung oleh Sri Paus. Dua puluh tujuh misa lainnya bisa diselenggarakan di sebuah tempat yang lebih kecil dan tidak perlu dihadiri oleh khalayak ramai. Kebutuhan akan tempat inilah yang menjadi alasan dibangunnya Kapel Sistina di lokasi yang sama tempat Kapel Maggiore berdiri (Kapel Maggiore juga menjalankan fungsi yang sama).

Lukisan diri Paus Siktus IV.

Kapel Maggiore yang bermakna "Kapel yang Lebih Besar" mendapatkan namanya dari fakta bahwa terdapat kapel lainnya yang digunakan oleh paus dan pengiringnya untuk ibadah harian. Pada zaman Paus Siktus IV, tempat tersebut adalah Kapel Paus Nikolas V yang didekorasi oleh Fra Angelico. Kapel Maggiore tercatat telah berdiri pada tahun 1368. Berdasarkan bukti komunikasi antara Andreas dari Trebizond kepada Paus Siktus IV, pada saat Kapel Maggiore diruntuhkan untuk dijadikan lokasi kapel yang baru, kapel tersebut sudah dalam kondisi sangat parah dengan dindingnya yang miring.[3]

Kapel yang ada saat ini, di lokasi tempat Kapel Maggiore berdiri, dirancang oleh Baccio Pontelli untuk Paus Siktus IV, yang kemudian nama paus tersebut digunakan untuk nama kapel tersebut. Bangunan ini dibangun di bawah pengawasan Giovannino de Dolci antara tahun 1473 hingga tahun 1481.[4] Ukuran kapel yang baru tampak sangat mengikuti ukuran kapel yang lama. Setelah selesai dibangun, kapel yang baru didekorasi dengan lukisan-lukisan karya seniman-seniman ternama akhir abad ke-15, termasuk Botticelli, Ghirlandaio dan Perugino.[3]

Misa pertama di Kapel Sistina diselenggarakan pada tanggal 9 Agustus 1483, tepat pada saat perayaan Bunda Maria diangkat ke Surga. Pada misa tersebut, Kapel Sistina dipersembahkan kepada Santa Perawan Maria.[5]

Fungsi Kapel Sistina masih sama hingga kini, dan terus menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara-acara penting dalam Kalender Kepausan, kecuali saat Sri Paus sedang bepergian. Terdapat sekelompok paduan suara tetap di kapel ini. Banyak lagu-lagu telah pernah diciptakan khusus untuk mereka. Salah satu yang terkenal adalah Miserere karya Allegri.[6]

[sunting]Konklaf kepausan

Salah satu fungsi utama Kapel Sistina adalah sebagai tempat pemilihan Sri Paus yang baru dalam sebuah sidang tertutup (konklaf) Kolegium para Kardinal. Dalam konklaf, cerobong asap dipasang di atap kapel. Dari cerobong inilah asap akan muncul sebagai tanda dari hasil sidang tersebut. Apabila asap putih muncul, berarti Sri Paus yang baru telah terpilih. Asap putih terbuat dari pembakaran surat suara pemilihan dan beberapa zat kimia tambahan. Apabila seorang kandidat Sri Paus menerima kurang dari 2/3 jumlah suara (batasan suara mayoritas), maka para kardinal mengeluarkan asap hitam yang terbuat dari pembakaran surat suara pemilihan dengan jerami basah atau zat-zat kimia lainnya, untuk menandakan bahwa pemilihan paus yang baru belum berhasil.[7]

Konklaf juga menyediakan tempat bagi para kardinal untuk mendengarkan misa harian, dan mereka dapat makan, tidur, dan menghabiskan waktu dengan dilayani oleh para pelayan. Dari tahun 1455, konklaf diadakan di Vatikan. Sebelum itu, hingga pada masa perpecahan antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur (Skisma Timur-Barat), konklaf diadakan di biara tarekat Dominikanbernama Santa Maria sopra Minerva.[8]

Tirai-tirai lambang resmi para kardinal pemilih sebelumnya digunakan selama konklaf sebagai tanda persamaan kederajatan. Setelah Sri Paus baru menerima pemilihannya, ia akan memilih nama barunya. Di saat itu, para kardinal lainnya akan menarik seutas tali yang terikat di kursi-kursi mereka untuk merendahkan tirai-tirai mereka tersebut. Hingga saat reformasi yang dilaksanakan oleh Santo Paus Pius X, tirai-tirai tersebut terdiri atas berbagai macam warna untuk menandakan kardinal siapa yang diangkat oleh Sri Paus. Paus Paulus VI menghapuskan tradisi tirai-tirai ini semuanya, semenjak di bawah kekuasaannya, jumlah anggota Perhimpunan para Kardinal telah bertambah sedemikian banyak sehingga para kardinal ini harus didudukkan dalam dua barisan menghadap ke dinding. Hal ini menyebabkan tirai-tirai yang ada menghalangi para kardinal yang duduk di barisan belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar